Bacaanlainnya menurut Leksionari: Yes. 1:1, 10-20 atau Kej. 15:1-6; Mzm. 50:1-8, 22-23 atau Mzm. 33:12-22; Ibr. 11:1-3, 8-16 Pendahuluan. Minggu lalu kita diajarkan tentang orang kaya yang bodoh dan tamak. Minggu ini pesan yang kita terima masih senada namun lebih ditekankan hubungannya dengan akhir zaman dan persiapan menantikan kedatangan Tuhan. Orang paling kaya dan orang paling miskin sama-sama memiliki waktu 24 jam sehari. Begitu pula dengan orang sehat dan sakit, orang paling bahagia dan yang merasa paling kenapa kita sering merasa waktu kita tidak cukup untuk melakukan ini-itu? Atau, sebaliknya, kita memboroskan detik dan menit untuk melakukan hal-hal sepele atau yang tidak berfaedah bagi diri kita?Bagaimana agar kita lebih bijaksana menggunakan setiap saat yang Tuhan berikan dalam hidup kita?Making the Most of Your OpportunitiesMasalah kita sebenarnya bukanlah tentang kekurangan waktu, melainkan menulis kepada jemaat Kolose “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.” – Kolose 45. Dalam New English Translation, ayat tersebut diterjemahkan sebagai, “Conduct yourselves with wisdom toward outsiders, making the most of the opportunities.”Artinya, dalam setiap tindakan kita, termasuk dalam interaksi dengan sesama di luar Gereja, kita perlu memerhatikan penggunaan waktu. Gunakan setiap kesempatan pergaulan kita dengan orang lain sebaik mungkin. Waktu kita tidak banyak, tetapi sering kali kita menghamburkannya untuk hal yang kurang bermanfaat bagi pertumbuhan Kerajaan versi King James, kata yang dipakai adalah redeeming the time menebus waktu. Begitu banyak jam dan menit kita yang hilang dengan mubazir. Jadi, sekarang bukan lagi saatnya berleha-leha. Kita diharapkan melakukan usaha dobel, bahkan tripel dalam memanfaatkan setiap saat yang ada dan membayar kesempatan yang disia-siakan di masa pribadi menyadari ada banyak momen yang mestinya dapat saya gunakan untuk memenangkan jiwa tetapi dilewatkan begitu saja. Mari kita perlakukan setiap momen yang Tuhan berikan dengan lebih serius. Hendaknya kita memakai setiap kesempatan interaksi dengan pribadi-pribadi lain untuk mengabarkan Injil tiga hal ini agar kita lebih menghargai waktu1. Jiwa adalah UkurannyaSebagai murid Yesus, muara dari seluruh aspek kehidupan kita adalah menggenapi amanat agung-Nya Matius 2819. Janganlah kita mengukur waktu berdasarkan uang. Ukuran kita adalah jiwa yang dimenangkan. Dan, pemenangan jiwa yang otentik selalu dilakukan oleh orang yang jiwanya berkelimpahan di dalam pun karunia pelayanan yang kita miliki, kita tetap perlu menjalankan amanat agung tersebut. Siapa yang sudah kita tuntun kepada Yesus? Sudahkah kita mengabarkan Injil Kristus kepada sesama lewat perbuatan kita sehari-hari? Untuk melakukannya, apakah jiwa kita sendiri sudah melimpah dengan kasih-Nya?2. Rencanakan Semua dengan BaikWaktu tidak bisa ditabung atau ditumpuk. Apa yang sudah berlalu tidak dapat kita tarik kembali. Dan, waktu yang tak direncanakan dengan baik akan menguap begitu saja, tanpa membawa kita lebih dekat kepada tujuan sisi lain, kelebihan orang yang memenangkan jiwa-jiwa, yang imannya terus bertumbuh dan mampu mencapai banyak hal, adalah pada pengaturan waktu dan bangun kebiasaan untuk mengatur tiap jam dan menit yang kita miliki. Apakah kita sudah menyusun rencana sebelum hari dimulai? Pastikan hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini, kita punya perencanaan untuk setiap kegiatan Evaluasi dan Kreatif Ada jiwa yang butuh waktu lama hingga dapat dituai bagi Kristus, tetapi ada pula yang bisa sangat cepat. Selain butuh hikmat untuk membedakannya, kita juga perlu mengevaluasi cara interaksi kita dengan sesama dan bagaimana distribusi kalau perlu tuliskan, adakah hal yang harus kita lakukan secara berbeda besok dan seterusnya? Jiwa seperti apa yang kita mesti bawa ke dalam Kerajaan Allah? Tuhan Yesus selalu intensional melandaskan tindakan dengan niat dalam segala hal yang Dia kerjakan. Jadilah seorang yang intensional juga seperti tiga hal di atas dapat membantu kita bersikap lebih bijaksana terhadap setiap kesempatan dalam hidup untuk membawa orang lain kepada berdoa Bapa, ajari kami untuk melihat betapa berharganya tiap detik kami hari ini dari sudut pandang kerajaan Allah. Tiap momen yang kami miliki bernilai untuk kekekalan. Bantulah kami menggunakannya dengan penuh hikmat. Articles“Saya Sibuk. Bagaimana Caranya Mengatur Waktu untuk Saat Teduh?”Kapan Waktu Terbaik Untuk Saat Teduh?Gunakan Waktu untuk Tiga Hal Berikut, Selagi Masih Bisa Menyebut “Hari Ini”Indah Pada Waktu nyaAtur Waktu untuk Anak. Coba 3 Cara Ini! – Gereja GKDI–Gereja GKDI terdapat di 37 kota di Indonesia. Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal Personal Bible Sharing, silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami Website Facebook Instagram Blog Youtube TikTok Visited 494 times, 15 visits todayLast modified Feb 28
Kalautelat bangun pagi dan terlambat ke sekolah, besok kita bisa berusaha untuk bangun lebih pagi lagi. Kalau masak nasi kebanyakan air, kita bisa memasak kembali esok hari. Mencegah kejadian yang sama terulang lagi. Waktu menurut Alkitab. Kairos beda lagi, ini lebih menekankan kepada kejadian yang mungkin hanya terjadi sekali dalam hidup.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID CSVur38ahcfk7ihCHFMbrUr_XqTQVaD-wfghSFrAI87zflCjQJCEEg==

OPPORTUNITIESFROM GOD (Kesempatan-kesempatan dari Tuhan) Doa Fajar. Pdp. Chandra Hermawan. 18 Februari 2022. Pk. 04:40 WIB. Pemesanan DVD Khotbah dapat dilakukan via telp di 021 2605 1888 / 021 2937 1333 atau melalui counter sekretariat pada saat Ibadah Raya Hari Minggu. Download Materi Khotbah. Di Alkitab tertulis beberapa contoh orang-orang

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tulisan berikut adalah isi pesan yang saya sampaikan kepada anak-anak SMP Kristen Calvin ketika saya menjadi Pembina upacara. Silahkan yang membatasi manusia diciptakan oleh Tuhan dan Tuhan memberkati waktu itu dengan kesempatan-kesempatan. Waktu itu berharga, maka tak heran ada pepatah mengatakan “Time is money”. Ada dua istilah Yunani untuk cukup menggambarkan waktu dan kesempatan, yaitu kronos dan kairos. Kronos menggambarkan waktu yang berjalan dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari. Kita sering menggunakan istilah kronologis untuk menunjukkan rentetan peristiwa yang terjadi dari satu waktu ke waktu yang lain. Kairos sendiri berfokus pada momentum-momentum penting dalam kronologis waktu yang terus berjalan. Itulah kesempatan-kesempatan yang berbuah karena kita respon secara dalam waktu yang disediakan Tuhan tidak senantiasa berulang. Bahkan sebenarnya kesempatan yang persis sama tidak akan pernah terulang. Hari ini berbeda dari kemarin, jam sekarang ini ketika kita sedang upacara berbeda dari satu jam lalu, mungkin kita sedang dalam perjalanan ke sekolah. Menit ini berbeda dari beberapa menit yang lalu. Jika kita mengerti dan menghargai setiap waktu yang tersedia bagi kita, kita akan menjadi orang Kristen yang saya masih SD, saya melihat anak SMP lebih keren dari SD, maka ada perasaan ingin segera menjadi anak SMP. Ketika saya SMP, kembali saya melihat SMA lebih menarik. Tak selesai, ketika saya SMA, saya berpikir orang-orang kuliah itu enak sekali. Jadwal kuliahnya tidak sepadat SMA, pikir saya pasti saya tidak stres dengan beban kuliah yang ada. Ternyata saya salah, jadwal kuliah memang tidak sepadat jam belajar di SMA, tetapi beban tugas kuliah jauh lebih berat dibandingkan SMA. Tingkatan tugas yang dituntut dosen kepada mahasiswa jauh lebih berat daripada yang dituntut guru SMA saya dulu. Lalu dalam beban kuliah yang berat itu, sekali lagi saya berpikir, nanti begitu saya selesai kuliah, dan sudah bekerja, pasti hidup saya akan lebih tenang, bebas dari tugas-tugas yang harus dikumpulkan kepada dosen. Tapi itu hanya pikiran saya, beban tanggung jawab bekerja ternyata jauh lebih besar daripada beban tanggung jawab mengerjakan tugas kuliah. Tapi kali ini saya mau berpikir apa lagi? Tidak, mau berpikir pun, tidak banyak pilihan yang tersedia. Satu pikiran yang agak nakal yang terlintas adalah ternyata masa paling menyenangkan di antara beberapa jenjang kehidupan saya adalah masa SD. Saya tidak boleh berpikir untuk cari pekerjaan yang lebih ringan beban tanggung jawabnya. Di dalam Alkitab dituliskan kepada yang setia dalam perkara kecil akan dipercayakan perkara yang besar, bukan kebalikannya. Saya tidak boleh berpikir untuk berhenti bekerja dan misalnya hidup dengan uang dari orang tua. Alkitab berkata jikalau engkau tidak bekerja, janganlah engkau makan. Jelas sekali saya harus bagaimana seharusnya kita bersikap dalam setiap tahap kehidupan kita? Alkitab mengatakan untuk segala sesuatu ada waktunya. Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara. Ada waktu untuk SD, ada waktu untuk SMP, ada waktu untuk SMA, ada waktu untuk kuliah, dan seterusnya. Itu adalah waktu kronologis yang bisa berisi kairos yang berbeda sekali antara satu orang dengan orang yang lain tergantung bagaimana dia mengisi setiap waktu yang tersedia dan mengambil setiap kesempatan yang ada. Tentunya kita harus membedakan antara menghargai kesempatan dengan menjadi opurtunis. Orang yang menghargai waktu merupakan salah salah ciri orang yang menghormati Sang Pemberi Waktu, yaitu Tuhan. Opurtunis bukannya menghargai waktu yang diberikan Tuhan, tetapi mencuri setiap kesempatan untuk mengambil keuntungan dan biasanya dengan merugikan orang lebih spesifik kita lihat. Ada waktu untuk SMP. Apa yang kalian isi ke dalam masa SMP kalian? Zaman ini menyediakan banyak sekali pilihan kepada kalian, sebagian besar menjerumuskan kalian. Banyak game yang tersedia untuk dimainkan. Kalian bisa mainkan satu jam, tetapi tidak sedikit yang sampai tidak tahu waktu. Saya tidak bermaksud mengatakan sama sekali tidak boleh bermain game, tetapi harus ingat waktu jangan dihambur-hamburkan untuk game. Begitu banyak film yang bisa kalian tonton. Namun, apakah zaman ini hanya berisi godaan yang lebih besar, tidak ada kesempatan yang lebih besar? Tidak. Saya harus mengatakan saya “iri” dengan kalian. Dulu sewaktu saya sekolah, bahkan dari SD sampai SMA, saya hanya tahu tentang gambar pemandangan, dan herannya gambar saya mungkin mirip dengan gambar pemandangan yang dilukis oleh anak yang di Aceh, Medan, Palembang, Pontianak, Makassar, Manado, Sumba, Papua, dan bahkan dengan sebagian orang-orang Jakarta. Saya tidak mengenal gambar perspektif, apalagi gambar abstrak. Bagi saya gambar abstrak, ya benar-benar abstrak. Guru Bahasa Inggris SMP saya mengajarkan this singular dengan these plural dengan sangat salah sekali. Guru Bahasa Inggris SMA saya berkata di kelas, jika kalian ingin bertanya kepada Bapak, jangan dengan niat ingin menjebak Bapak. Dia sangat tidak berkompetensi mengajar Bahasa Inggris karena sebenarnya dia sendiri tidak bisa berbicara Bahasa Inggris. Perpuskakaan seperti di Sekolah Kristen Calvin yang terus menerus menambah koleksi buku mungkin hampir tidak ditemukan ditempat lain. Kesempatan yang kalian dapatkan begitu besar. Apakah akan kalian hargai atau kalian buang? Hargailah waktu tiga tahun di SMP Kristen Calvin dengan belajar sebaik-baiknya. Jangan sampai kita termasuk ke dalam suatu kelompok yang dituliskan oleh Alkitab sebagai “babi”. Dalam Alkitab tertulis, jangan lemparkan mutiara kepada babi, supaya jangan diinjak-injak dengan kakinya, lalu iya berbalik mengoyak kamu. Mutiara adalah metafor untuk sesuatu yang sangat berharga. Dan babi sama sekali tidak menghargainya. Perhatikanlah peringatan Alkitab dan janganlah kita menjadi musuh Tuhan karena Dia berkuasa untuk mengikatkan batu kilangan ke leher kita dan menggelamkannya ke dasar lautan. Lihat Pendidikan Selengkapnya pvpv6.